Ikan yang bentuknya panjang dengann moncong yang juga panjang dan lancip serta bergigi tajam ini sering dijumpai hampir di tepian karang atau seputaran dermaga (pulau).
Ada beberapa jenis ikan panjang yang sering berkeliaran menyergap mangsa antara lain : cendro (bentuknya panjang dengann paruh atas dan bawah sama panjang), kacang2 (paruh atas lbh pendek dari paruh bawah seperti cakil) dan ceraca (bentuk tubuhnya agak gempal dan tidak terlalu panjang, walupun paruhnya atas dan bwh sama panjang).
Jenis ceraca ini yang sering dikonsumsi di restaurant restaurant terkenal. Nah, bagaimana cara memancing jenis2 ikan ini? Berikut cara2 yang umum dilakukan oleh pemancing lokal/maupun pemancing inovatif.
Mancing dengan layang-layang
Jangan dikira bahwa layang-layang hanya dipakai utk bermain anak-anak bahkan orang dewasa untuk aduan/taruhan di udara, ternyata dapat dimanfaatkan untuk memancing. Layang-layang ini umumnya terbuat dari bahan anti air, dan berwarna gelap/hitam dan tali pandu disetel sedemikian rupa sehingga jika terkena angin, ketinggian layang2 akan tetap. Berbeda dengann layang2 aduan yang bisa bermanuver dan meninggi hingga mencapai ketinggian maksimalnya.
Di beberapa wilayah Kepulauan Seribu, ada juga yang terbuat dari daun jati. Syarat utama adalah posisi layang-layang saat terkena angin tetap stabil.
Bagaimana dengan umpan?
Umpan yang paling umum dipakai sebagai pemikat adalah ikan teri ukuran sedang. Teri ini ditusuk kawat halus (niklin), kemudian kawat dibentuk tali laso (tali seperti untuk hukuman gantung) dimana teri terletak di tengah-tengah bawah kawat. Rangkaian seperti ini sudah sangat umum digunakan.
Dengan perangkat sederhana termasuk joran yang terbuat dari bambu ringan, mulailah layang2 diulur tentunya di ujung bambu ada kolongan untuk mengulur senar.
Nah dengann ketinggian yang sudah terukur tadi, sebelumnya ekor laying-layang diikat senar yang berisi umpan dan diukur hingga umpan mencapai permukaan air.
Ini termasuk idea tradisional yang briliiant dan cukup berperikebinatangan krn tidak menggunakan mata kail. Karena karakter makan ikan cucut ini adalah sprti menggunting tengah-tengah umpan tentunya paruh yang menjulur panjang itu justru membawa malapetaka bagi sang ikan.
Saat ikan menggunting umpan maka dengan serta merta ditarik sentak cukup kuat, akibatnya mulut cucut bagian atas terjerat kawat laso halus.Rontakan ikan menjadi sangat tidak berarti dengan jeratan ini.
Mancing cara ini umumnya dilakukan dari atas perahu kecil yang di dayung, dan kondisi ideal manakala angin menuju pulau/karang. Jadi posisi laying-layang justru ke arah daratan pulau tetapi tidak sampai pinggir pulau.
Ikan ini paling gemar mengejar mangsa-mangsa kecil yang bertebaran di karang-karang (dibahas pada artikel lain).
Mancing Cara Biasa
Cara biasa di sini maksudnya umpan dicantelkan di mata pancing (no.7 atau 8) pada posisi di atas ekor sedikit, kemudian dilempar dan dibiarkan mengapung dan dibawa arus perlahan-lahan menuju kejauhan. Umpan yang biasa digunakan adalah tembang hidup, udang hidup dll.
Kelemahan cara ini adalah umpan tidak dapat mencapai kejauhan, hanya beberapa meter di depan kita. Padahal posisi ikan cucut terdekat dermaga rata-rata 20 ~ 25 meter, sehingga kita haru menunggu hingga jarak tercapai. Biasanya jika terlalu lama menunggu agar umpan mencapai jarak tertentu, kondisi umpan sudah mati.
Umpan mati di wilayah seputaran dermaga tidak diminati predator cucut. Berbeda jika di karang pinggir pulau. Kita sering memperhatikan banyaknya ikan2 teri kecil yang berlari serentak kian kemari, itu lantaran akan disergap ikan cucut. Umpan yang kondisi sekarat paling digemari cucut.
Mancing dengan inovasi
Mungkin karena posisi ikan cucut yang cukup jauh dari dermaga, tentunya perlu dipikirkan bagaimana utk dapat mencapainya tetapi posisi umpan tetap di dekat permukaan air dan tidak tenggelam.
Maka dibuatlah jenis pelampung yang berat tetapi dapat mengambang (berat bertujuan untuk menambah jarak lemparan, sedangkan mengambang bertujuan agar umpan senantiasa tidak tenggelam).
Pelampung ini terdiri dari 3 buah, yaitu pelampung induk (diam) dan 2 buah pelampung kecil yang bergerak menjauh bila strike.
Pelampung utama tetap diam karena di tengah pelampung dibuat lubang untuk aliran senar. Biasanya saat strike, ikan akan menyambar dengann cepat dan lari secepat kilat seperti torpedo dimana diikuti 2 buah pelampung kecil.
Dalam kondisi seperti ini, biarkan reel pada posisi terbuka (senar terulur terus tanpa hambatan). Jika dari kejauhan tampak sang predator meloncat ke udara, itu pertanda bahwa umpan sudah tertelan.
Dengan sedikit sentakan, gulunglah reel dan nikmati sensasinya.
Selamat mencoba.
Salam
No comments:
Post a Comment